27 Agustus 2008

SEBUAH IBRAH 17-AN UNTUK SAMBUT RAMADHAN 1429 H

Tiap tahun, bulan Agustus merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian besar (kalau tidak boleh dikatakan “seluruh”) Warga Negara Indonesia, baik yang sedang berada didalam negeri maupun yang berada diluar negeri, baik tua maupun muda. Pada bulan tersebut ada peristiwa besar yang tidak bisa dilupakan oleh semua lapisan masyarakat Indonesia yaitu peristiwa pernyataan kebebasan dari belenggu tirani penjajah yang didapatkan dari mujahadah atau perjuangan para syuhada’ atau Pahlawan Bangsa yaitu Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945. Oleh karenanya tidak sedikit dari berbagai kalangan yang berusaha untuk menyambut dan memperingati momen tersebut guna membangkitkan semangat juang sebagaimana yang dicontohkan oleh para pendahulunya.

Ada berbagai cara untuk memperingati hari bersejarah tersebut. Diantaranya yaitu dengan cara mengadakan berbagai macam perlombaan yang diikuti oleh berbagai kalangan dan tingkatan mulai dari tingkat balita, anak-anak, remaja, dewasa, bahkan tingkat manula diseluruh tempat sampai di pelosok negeri. Tingkat balita biasanya berupa lomba mewarnai gambar, lomba menangis, lomba merangkak dan sebagainya. Lomba yang diikuti para remaja dan orang dewasa biasanya berupa lomba menyanyikan mars perjuangan, balap karung, kepruk kendil, panjat pinang, klompen/bakyak berjamaah, dayung dan sebagainya. Sedang yang diikuti oleh para manula biasanya berupa lomba-lomba yang diadakan dipanti jompo.

Berbagai macam perlombaan tiap bulan Agustus dalam tiap tahun di Indonesia untuk memperingati peristiwa Proklamasi 17 Agustus tahun 1945 tersebut lazim disebut acara 17-an. Pada momen tersebut biasanya Pak RT, Pak RW, Pak Lurah, Pak Camat dan seterusnya selalu membentuk Panitia 17-an agar lomba-lomba tersebut berjalan dengan lancar. Tidak ketinggalan demikian juga dalam instansi-instansi pemerintah atau swasta mulai dari bawahan sampai pimpinan ikut ambil bagian untuk menyemarakkan momen 17-an.


Dalam berbagai perlombaan itu ada yang hanya sekedar ikut ambil bagian untuk menyemarakkan 17-an, ada yang sungguh-sungguh berlomba serta berjuang dan berusaha untuk menang, ada juga yang memang mempersiapkan segalanya jauh-jauh hari sebelum acara tersebut dilakukan.

Sudah menjadi kebiasaan dalam tiap tahunnya, bahwa mereka yang sungguh-sungguh berusaha untuk menang atau mereka yang mempersiapkan jauh-jauh hari sebelum perlombaan, atau pula mereka yang terbiasa melakukan perlombaan itu, mereka jugalah yang bakal sukses membawa hadiah 17-an dari Pak RT, Pak RW, atau Pak Lurah. Demikian juga di instansi-instansi pemerintah atau swasta. Mereka yang benar-benar siap dan berusaha dengan sekuat tenaga, merekalah yang akan mendapatkan hadiah dari kepala seksi, kepala bagian, manager, direktur, atau pimpinan instansi dimana mereka bekerja. Dalam Lembaga pemasarakatan atau penjara para pemenang lomba 17-an biasanya mendapatkan hadiah berupa barang atau pujian, bisa juga berupa pengampunan pengurangan masa tahanan (Remisi) bahkan dapat berupa pembebasan (Grasi).Bagi mereka yang hanya ikut-ikutan dan sekedar menyemarakkan 17-an, mereka yang tidak terbiasa dengan perlombaan yang diikuti, dan mereka yang tidak mempersiapkan segalanya dengan jitu jauh-jauh hari sebelumnya pastilah akan gigit jari dan tidak mendapatkan apa-apa. Mereka meninggalkan 17-an dengan penuh penyesalan dan menunggu kesempatan satu tahun berikutnya. Itupun kalau hayat masih dikandung badan.

Bagi sebagian umat islam yang pandai mengambil hikmah dari acara 17-an tersebut, sebetulnya ada ibrah yang patut kita renungkan dan kita jadikan pelajaran berharga untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadahan 1429 H yang akan datang. Karena sebentar lagi kita akan memasuki momen penting yaitu momen yang kita tunggu-tunggu dalam tiap tahunnya, karena Bulan Suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh Rahmat (kasih sayang dari Alloh), bulan yang penuh Maghfirah (ampunan dari Alloh), serta sebuah momen itkum min an-Nar (pembebasan dari Api Neraka). Karena pada bulan tersebut Alloh me-lipat ganda-kan pahala dari amal kebaikan dan ibadah yang kita lakukan, Alloh akan mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat, Alloh juga akan membebaskan kita dari siksaan api neraka. Pada bulan itu pula kita dilatih dan ditempa lahir dan batin untuk menjalani 11 bulan berikutnya.


Dalam Ramadhan Alloh telah menyediakan berbagai hadiah yang sungguh luar biasa menggiurkan nilai dan besarnya. Hadiah tersebut berupa Rahmat atau kasih sayang, maghfirah atau Remisi, serta itkum min an-Nar atau Grasi. Bahkan dalam Ramadhan Alloh juga menyediakan Door Prize berupa lailatul qadar (malam yang nilainya sama dengan kebaikan 1000 bulan), dimana malam itu merupakan rahasia Alloh yang tidak diketahui hambanya. Alloh melalui RasulNya hanya memberikan ancer-ancernya saja yaitu malam ganjil pada 10 malam terakhir dari bulan Ramadhan.


Sudah menjadi kebiasaan dalam tiap tahunnya bahwa mereka yang terbiasa melaksanakan ibadah baik sunnat atau wajib serta mereka yang benar-benar mempersiapkan diri secara lahir dan batin untuk menyambutnya, mereka pulalah yang bakal mendapatkan hadiah-hadiah besar dari Alloh. Sedangkan mereka yang hanya ikut-ikutan, dan mereka yang menganggap Ramadhan hanya sebagai beban berat yang menyiksa, mereka jugalah yang bakal gigit jari dan tidak mendapatkan apa-apa. Ramadhan berlalu begitu saja tanpa ada bekas dalam 11 bulan berikutnya. Mereka bahkan meninggalkan Ramadhan dengan penuh penyesalan untuk menunggu satu tahun berikutnya. Itupun kalau Alloh masih memberi kesempatan untuk mendapatkan momen tersebut.


Oleh karenanya, selagi masih ada kesempatan marilah kita mempersiapkan jiwa dan raga kita serta berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan hadiah-hadiahNya. Mengutip perkataan para Syuhada’ dan atau para pahlawan bangsa ” SELAMA HAYAT MASIH DIKANDUNG BADAN ” kita masih bisa memperjuangkannya. ALLOHU AKBAR....., MERDEKA......!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar